-->
menemukan kelebihan diantara kekurangan

Kumpulan Artikel

>

Dikeroyok 4 Dukun, Menang

cerita tentang Dikeroyok 4 Dukun, Menang

Lapangan luas

Entah tempat mana, lapangan luas, seperti lapangan sepakbola, suasana mendung seolah menunjukkan pukul 5 sore.

Salah paham

“maaf ada apa ini?, kenapa kalian menyerangku”, salahku apa?”, tanyaku terkaget.
“kamu ikut andil dalam merusak profesi kami, kamu harus kami habisi !”, bentak salah satu dukun tersebut berjubah, pakai udeng-udeng, yang sebelumnya telah perkenalkan diri bahwa mereka adalah para dukun yang kebetulan melintas ke area yang disitu ada aku yang sedang bersih-bersih kebon dekan lapangan berumput hijau, hendak melakukan perjalanan entah kemana.
*
“bentar-bentar, kalian salah paham, aku bukan orang yang kalian maksud”, jelasku singkat
“kamu orang yang punya pengaruh dalam profesi kami” bentak si jubah hitam.
“aku hanya orang biasa, tak punya kemampuan apa, aku tidak pernah mengusik kalian”, jelasku lagi.
“bagaimana kami percaya kalau kamu tidak punya kemamuan apa-apa?”, tanya si jubah hitam dua.
“kalian bisa lihat sendiri kan, aku hanya tukang kebon, tukang bersih-bersih sungai kotor”, jelasku juga.

Langsung dikeroyok

Si jubah hitam tiga, memaikan jurusnya, mendorongkan tangannya ke arahku, sambil komat kamit baca mantera. Ketiga rekan lainnya sambil bersiap melakukan aksinya, diiringi baca mantera. Aku kebingungan harus berbuat apa, karena terkaget dengan keempat dukun yang tetiba mengeroyok tanpa alasan jelas.
 

Dukun kesatu

Jurus kesatu dari salah satu dukun tersebut menyerang ke arahku, aku yang spontan terpelanting, sesaat ingat bacaan doa dari sang guru, membaca doa seingetku dalama isi otak, menggerakkan tangan sambil bertahan mengarahkan dorongan ke arah dukun, ia pun terpelanting.
Aku semakin heran, bacaan doaku tadi ternyata ampuh, si dukun kesatu sebut saja Dukun A, terpelanting mental kebelakang, ia berusaha menyerang kedua kalinya, aku pun sigap menahan serangan itu, ia kembali terpelanting, dan menyerah.

Dukun kedua dan ketiga

Sebut saja Dukun B, menyerang sebagaimana Dukun A menyerang, aku pun membaca doa yang sama, Dukun B mental lagi. Semakin besar serangan dari Dukun B semakin mental pula Dukun B terpelanting setelah aku bacaain doa dari sang guru. Disusul oleh Dukun ketiga atau Dukun C, kembali menyerangku, namun kali ini lebih kuat, terjadi duel sengit, aku beberapa kali terpelanting, layaknya film drama kolosal Brama Kumbara melawan Laksmini. Meski akhirnya Dukun C tersebut menyerah.

Dukun keempat

Sebut saja Dukun D, ini lebih berat dari ketiga Dukun tersebut yang telah menyerah, beberapa kali aku terpelanting mental ke belakang. Dukun D berasa menang, aku yang kewalahan menghadapinya, beberapa saat mengingat doa lain yang telah diberikan sang guru, teringat pada beberapa bait doa, aku bacakan, namun Dukun D hanya bereaksi sedikit, karena ternyata bacaan doa yang aku bacakan adalah dipahami oleh Dukun D, ia malah menertawakanku, menganggap doa itu tidak akan mempan menyerangnya.
Aku tak menyerah, melanjutkan doa lebih panjang lagi, Dukun D terheran karena ia tidak lagi hafal, perlahan ia kewalahan, sambil terus menyerangku dengan berbagai jurus andalannya, aku tak henti  baca doa, Dukun D pun akhirnya terpelanting jauh, dan menyerah.

Menang tapi heran

Semua Dukun berhasil dikalahkan dengan pertarungan sangat sengit, aku yang tertatih-tatih dengan nafas bagaikan isi dompet akhir bulan, perlahan mendekati keempat Dukun tersebut sambil sedikit memberikan beberapa kalimat :

  • Maafin aku semuanya, aku merasa tidak pernah mengusik kalian,
  • Aku sadar diri, aku hanya orang biasa, dengan kalian pun aku tidak saling kenal, baru kali ini kita ketemu, itupun kalian langsung menuduh aku dianggap pengusik profesi kalian.
  • Aku tidak bermaksud mencelakakan kalian, sebagaimana kalian tahu, aku hanya bertahan dari serangan kalian.
  • Jika profesi kalian diyakini sebuah kebenaran dan tidak merugikan orang lain, silahkan lanjutkan, namun jika kebalikannya, itu urusan kalian dengan tuhan.
  • Aku hanya manusia biasa yang tidak punya kuasa atas segala yang ada dilangit dan bumi.
  • Meski kalian merasa kalah, tapi aku tidak merasa menang, karena apa yang telah aku lakukan tadi bukanlah kekuatan milikku, itu kekuatan milik tuhan yang mungkin sedang dipinjamkan sesaat untukku.

Hanya diam tertunduk

Sambil keempatnya minta maaf, aku berlalu dari tempat itu, sambil mengungkapkan permintaan maaf pada semuanya. Merek menatapku pergi, aku pun melambaikan lambaian tangan.
Tak terasa badan terasa panas seolah berada dekat dengan sebuah kobaran api, hingga aku terbangun dari tidurku.
Meraba hp yang aku letakkan disekitar tempat tidur, terlihat pukul 03.00, lanjut sholat malam beberapa menit, sebelum tidur kembali dan terbangun saat adzan subuh.

**

Disklemer

  • Ada kata “Dukun” tidak bermakna general
  • Tidak ada maksud merendahkan tentang Dukun
  • Hanya kebetulan memang dalam mimpi itu adalah Dukun
  • Kisah ini diambil dari mimpi, Senin 15 Agustus 2022, antar pukul 01.00 – 03.00 wib
  • bukan dari dunia nyata

0 Response to "Dikeroyok 4 Dukun, Menang"

Posting Komentar

terimakasih telah berkomentar dengan bijak