-->
menemukan kelebihan diantara kekurangan

Kumpulan Artikel

>

Perjalanan Menuju Pranata Komputer, Episode 1

Deskripsi

Diambil dari kisah nyata disadur dalam kosa kata

Perjalanan Menuju Pranata Komputer, Episode 1

 

Informasi Penerimaan CPNS 2010

Informasi penerimaan CPNS pada 2010 bulan Oktober melalui laman BKN, dan surat edaran dari teman berisi penerimaan CPNS, diantara formasi yang dibutuhakan adalah jabatan pranata komputer.

Belum juga membaca isi dari surat, sudah menyimpulkan negatif, karena masih tercipta mindet “UUD (ujung-ujungnya duit”.

Saran dari teman agar membaca saja dulu isi suratnya, baru mengambil kesimpulan dan ambil keputusan. Surat pun telah dibaca dan dipahami, kualifikasi, spesifikasi, adminstrasi, mekanisme, semua telah pelajari.


Flashback 2009

Konsultasi pada Mimi (Ibu)

Setelah memahami semua isi dan persyaratan, lanjut konsultasi minta pertimbangan pada Mimi, belum juga cerita panjang lebar, baru sebatas informasi ada lowongan penerimaan CPNS, Mimi langsung menyuruh untuk  ikutan tes CPNS.

Iseng bilang sama Mimi bahwa meskipun lulus tes nanti, tetap saja ujung-ujungnya bakal ngeluarin duit sangat banyak. Mendengar hal itu malah Mimi menyanggupinya, masih ada tanah dan sawah bisa dijual.

Iseng lagi pada sebuah perumpamaan, misalkan setelah ikuti tes CPNS ternyata tidak lulus, malah Mimi bisa kecewa, beliau justru tidak akan kecewa, malah menasehati, yang diharapkan adalah mengiktui tes CPNS, lulus itu bukan kewajiban manusia. Lanjut beliau, Mimi meyakini aku pasti lulus.

Iseng lagi, aku candai Mimi, kemampuanku hanya 1%, diluaran sana banyak yang lebih pinter, otomatis peluang aku lulus tes CPNS hanya 1 %. Mimi menegaskan dengan nada serius, jika peluangmu hanya 1% karena kemampuanmu merasa hanya 1% pula, maka biarkan yang 99% adalah bersumber dari doa mimi (pakai spasi). Konsultasi pun berakhir.

 

Renungan diri

Bahkan untuk mengambil keputusan ikutan tes CPNS pun, aku mikir berulangkali, bukan karena tidak tertarik, melainkan harus mereformasi tentang mindsetku yang masuk dalam zona sesat terkait “UUD”.

Disisi lain, Mimi begitu berharap anaknya Ikutan tes, lulus atau tidak itu bukan prioritasnya. Justru Mimi begitu meyakini jika anaknya ikutan tes pasti lulus. Aku sendiri justru ragu atas kemampuanku sendiri.

Renungan yang belum menghasilkan keputusan, ikutan tes CPNS atau abaikan saja informasi penerimaan CPNS ?.

 

Konsultasi pada Mama (ayah)

Ini lebih sederhana lagi, penuh diplomatis, Mama tipikal pendiam, tidak banyak kata. Bukan Cuma memang watak bawaan sejak lahir yang pendiam, melainkan sangat memahami karakter anaknya yang rawan terpancing debat, meski dengan orangtua sendiri.

“kamu lebih tahu apa yang harus kamu lakukan, pikiranmu adalah milikmu”, ucap Mama sesederhana itu.

Seolah ada telepati antar pikiran anak dengan Mama, aku pun langsung memahami kemana arah ucapan Mama.

 

Bingung dan bimbang

Informasi penerimaan CPNS hanya diberi waktu 7 hari, dikurangi Sabtu Minggu Libur hari kerja. Waktu normal adalah 5 hari. Sudah berada pada Hari Rabu, yang artinya hanya tersisa Kamis dan Jumat untuk memproses adminsitrasi dan pendaftaran.

 

Kembali konsultasi ke Mimi

Belum juga ada keputusan untuk ikutan tes CPNS, untuk sekian kalinya kembali konsultasi pada Mimi, meminta petuah jitu pada Mimi tentang motivasi apa aku harus ikutan tes CPNS.

“Mimi tidak berharap kamu lulus, berikan kado bahagia untuk Mimi dengan cara kamu ikutan tes CPNS”. Ucap Mimi penuh harap dari raut wajahnya. Jika itu yang Mimi harap, tanpa loading pikir panjang, hari itu juga langsung kumpulkan berkas adminsitratif sesuai persyaratan yang diminta.

 

Proses pendaftaran hingga tes CPNS

Semua proses dari awal sampai akhit tempuh, hasil akhirnya gagal tes. Karena salah memilih formasi, kembali menjelaskan pada Mimi sembari aku momohon maaf atas belum bisa memberikan kado bahagia, tak ada raut wajah kecewa dari Mimi.

“Kamu telah menunaikan tugasmu, lulus bukan urusanmu, ambil pelajaran dari kegagalan”, ucap Mimi lirih penuh meyakinkan diri. Komentar Mama tidak berubah “kamu lebih tahu apa yang harus kamu lakukan, pikiranmu adalah milikmu”.

 

 

Berdusta pada Mimi

Aku tahu kesalahanku adalah salah mengambil formasi tidak sesuai spesifikasi pendidikan, mesti dalam formasi disertakan untuk semua lulusan, namun justru itu menjadi bumerang.

Tidak banyak persiapan sebelum hadapi tes CPNS, hanya mengulas materi jaman kuliah yang berkaitan dengan materi kuliah.

Ada 200 soal, 100 dianataranya berkaitan sosial, IPS, tata negara, pemerintahan. 50 materi pemerintahan. 50 materi skolastik, umum, bakat, bahasa inggris, matematika. Dari situ aku langsung drop, pesimis. Baru 15 menit aku udah menyerah dan keluar ruangan sebelum waktu yang telah ditentukan, merasa sangat blank tak ada bahan. Dari sini aku merasa berdusa pada Mimi, kenyataanya aku tidak ikut tes hingga tuntas, namun bilang pada Mimi aku dinyatakan gagal lulus (bukan tidak lulus).

 

Mimi menghadap Sang Ilahi

Rabu, 16 Desember 2009, Mimi menghadap Sang Ilahi, sambil meninggalkan rasa bersalah dan rasa berdosa karena tidak mengikuti tes CPNS hingga tuntas.

Namun dari situ munucul tekad kuat, aku akan persembahkan yang terbaik, meski Mimi tidak lagi menyaksikannya langsung.

Dulu Mimi bilang “doa mimi 99%, 1%kemampuanku”, sekarang aku balikan, “doa mama 1%, 99% adalah kemampuanku”. Doa mama adalah limpahan dari doa mimi.

Hari demi hari, aku sibukkan diri untuk mengulas semua bahan bacaan, nyambung atau tidak nyambung yang penting sering membaca. Dalam benak selalu dihantui rasa bersalah namun aku konversi menjadi sebuah semangat untuk terus belajar. Tidak peduli bahan bacaan apapun.

Ada sebuah doktrin kuat “Mimi tidak salah melahirkan aku ke dunia”. Ditambah pesan sebelum kepergiannya “Kalau ada penerimaan CPNS, Kamu ikut, pasti lulus”.

  

Insert, flashback

Aku yang dulu semasa SMA mengambil jurusan IPA Biologi, kuliah pun mengambil jurusan Manajemen Informatika, meski tidak pintar, namun dalam keseharian hanya disuguhi materi eksak dan sebangsanya, begitu tes CPNS mendadakan blank.

 

Lanjut, Episode 2

0 Response to "Perjalanan Menuju Pranata Komputer, Episode 1"

Posting Komentar

terimakasih telah berkomentar dengan bijak