Perjalanan Menuju Pranata Komputer, Episode 1
Deskripsi
Diambil dari kisah nyata disadur dalam kosa kata
Perjalanan Menuju Pranata Komputer, Episode 1
Informasi Penerimaan CPNS 2010
Belum juga membaca isi dari surat, sudah
menyimpulkan negatif, karena masih tercipta mindet “UUD (ujung-ujungnya duit”.
Saran dari teman agar membaca saja dulu isi
suratnya, baru mengambil kesimpulan dan ambil keputusan. Surat pun telah dibaca
dan dipahami, kualifikasi, spesifikasi, adminstrasi, mekanisme, semua telah pelajari.
Flashback 2009
Konsultasi pada Mimi (Ibu)
Setelah memahami semua isi dan persyaratan,
lanjut konsultasi minta pertimbangan pada Mimi, belum juga cerita panjang
lebar, baru sebatas informasi ada lowongan penerimaan CPNS, Mimi langsung
menyuruh untuk ikutan tes CPNS.
Iseng bilang sama Mimi bahwa meskipun lulus tes
nanti, tetap saja ujung-ujungnya bakal ngeluarin duit sangat banyak. Mendengar hal
itu malah Mimi menyanggupinya, masih ada tanah dan sawah bisa dijual.
Iseng lagi pada sebuah perumpamaan, misalkan
setelah ikuti tes CPNS ternyata tidak lulus, malah Mimi bisa kecewa, beliau
justru tidak akan kecewa, malah menasehati, yang diharapkan adalah mengiktui
tes CPNS, lulus itu bukan kewajiban manusia. Lanjut beliau, Mimi meyakini aku
pasti lulus.
Iseng lagi, aku candai Mimi, kemampuanku hanya
1%, diluaran sana banyak yang lebih pinter, otomatis peluang aku lulus tes CPNS
hanya 1 %. Mimi menegaskan dengan nada serius, jika peluangmu hanya 1% karena
kemampuanmu merasa hanya 1% pula, maka biarkan yang 99% adalah bersumber dari
doa mimi (pakai spasi). Konsultasi pun berakhir.
Renungan diri
Bahkan untuk mengambil keputusan ikutan tes CPNS
pun, aku mikir berulangkali, bukan karena tidak tertarik, melainkan harus
mereformasi tentang mindsetku yang masuk dalam zona sesat terkait “UUD”.
Disisi lain, Mimi begitu berharap anaknya
Ikutan tes, lulus atau tidak itu bukan prioritasnya. Justru Mimi begitu
meyakini jika anaknya ikutan tes pasti lulus. Aku sendiri justru ragu atas
kemampuanku sendiri.
Renungan yang belum menghasilkan keputusan,
ikutan tes CPNS atau abaikan saja informasi penerimaan CPNS ?.
Konsultasi pada Mama (ayah)
Ini lebih sederhana lagi, penuh diplomatis,
Mama tipikal pendiam, tidak banyak kata. Bukan Cuma memang watak bawaan sejak
lahir yang pendiam, melainkan sangat memahami karakter anaknya yang rawan terpancing
debat, meski dengan orangtua sendiri.
“kamu lebih tahu apa yang harus kamu lakukan,
pikiranmu adalah milikmu”, ucap Mama sesederhana itu.
Seolah ada telepati antar pikiran anak dengan
Mama, aku pun langsung memahami kemana arah ucapan Mama.
Bingung dan bimbang
Informasi penerimaan CPNS hanya diberi waktu 7
hari, dikurangi Sabtu Minggu Libur hari kerja. Waktu normal adalah 5 hari. Sudah
berada pada Hari Rabu, yang artinya hanya tersisa Kamis dan Jumat untuk
memproses adminsitrasi dan pendaftaran.
Kembali konsultasi ke Mimi
Belum juga ada keputusan untuk ikutan tes CPNS,
untuk sekian kalinya kembali konsultasi pada Mimi, meminta petuah jitu pada
Mimi tentang motivasi apa aku harus ikutan tes CPNS.
“Mimi tidak berharap kamu lulus, berikan kado
bahagia untuk Mimi dengan cara kamu ikutan tes CPNS”. Ucap Mimi penuh harap
dari raut wajahnya. Jika itu yang Mimi harap, tanpa loading pikir panjang, hari
itu juga langsung kumpulkan berkas adminsitratif sesuai persyaratan yang
diminta.
Proses pendaftaran hingga tes CPNS
Semua proses dari awal sampai akhit tempuh, hasil
akhirnya gagal tes. Karena salah memilih formasi, kembali menjelaskan pada Mimi
sembari aku momohon maaf atas belum bisa memberikan kado bahagia, tak ada raut
wajah kecewa dari Mimi.
“Kamu telah menunaikan tugasmu, lulus bukan
urusanmu, ambil pelajaran dari kegagalan”, ucap Mimi lirih penuh meyakinkan diri. Komentar
Mama tidak berubah “kamu lebih tahu apa yang harus kamu lakukan, pikiranmu
adalah milikmu”.
Berdusta pada Mimi
Aku tahu kesalahanku adalah salah mengambil
formasi tidak sesuai spesifikasi pendidikan, mesti dalam formasi disertakan
untuk semua lulusan, namun justru itu menjadi bumerang.
Tidak banyak persiapan sebelum hadapi tes CPNS,
hanya mengulas materi jaman kuliah yang berkaitan dengan materi kuliah.
Ada 200 soal, 100 dianataranya berkaitan sosial,
IPS, tata negara, pemerintahan. 50 materi pemerintahan. 50 materi skolastik, umum,
bakat, bahasa inggris, matematika. Dari situ aku langsung drop, pesimis. Baru 15
menit aku udah menyerah dan keluar ruangan sebelum waktu yang telah ditentukan,
merasa sangat blank tak ada bahan. Dari sini aku merasa berdusa pada Mimi,
kenyataanya aku tidak ikut tes hingga tuntas, namun bilang pada Mimi aku
dinyatakan gagal lulus (bukan tidak lulus).
Mimi menghadap Sang Ilahi
Rabu, 16 Desember 2009, Mimi menghadap Sang
Ilahi, sambil meninggalkan rasa bersalah dan rasa berdosa karena tidak
mengikuti tes CPNS hingga tuntas.
Namun dari situ munucul tekad kuat, aku akan persembahkan
yang terbaik, meski Mimi tidak lagi menyaksikannya langsung.
Dulu Mimi bilang “doa mimi 99%, 1%kemampuanku”,
sekarang aku balikan, “doa mama 1%, 99% adalah kemampuanku”. Doa mama adalah
limpahan dari doa mimi.
Hari demi hari, aku sibukkan diri untuk
mengulas semua bahan bacaan, nyambung atau tidak nyambung yang penting sering
membaca. Dalam benak selalu dihantui rasa bersalah namun aku konversi menjadi
sebuah semangat untuk terus belajar. Tidak peduli bahan bacaan apapun.
Ada sebuah doktrin kuat “Mimi tidak salah
melahirkan aku ke dunia”. Ditambah pesan sebelum kepergiannya “Kalau ada
penerimaan CPNS, Kamu ikut, pasti lulus”.
Insert, flashback
Aku yang dulu semasa SMA mengambil jurusan IPA
Biologi, kuliah pun mengambil jurusan Manajemen Informatika, meski tidak
pintar, namun dalam keseharian hanya disuguhi materi eksak dan sebangsanya,
begitu tes CPNS mendadakan blank.
0 Response to "Perjalanan Menuju Pranata Komputer, Episode 1"
Posting Komentar
terimakasih telah berkomentar dengan bijak