-->
menemukan kelebihan diantara kekurangan

Kumpulan Artikel

>

Perjalanan Menuju Pranata Komputer, Episode 2

Back to tes CPNS 2010

Perjalanan Menuju Pranata Komputer, Episode 2

Belajar dari kesalahan

 

Akhir Oktober 2010, informasi CPNS diumumkan, pemberkasan hanya diberi waktu 7 hari, mengambil formasi yang sesuai dengan spesifikasi pendidikan, tidak mau mengulang kesalahan sebelumnya, asal ambil formasi sesuai yang aku mau.

Rabu, 24 Nopember 2010, di Salah satu MAN,lokasi tes CPNS digelar. Kali ini telah persiapkan segala  kemampuan terbaiknya, demi menebus dosa dan dusta masa lalu semasa Mimi masih ada.

“aku tidak mau kenal dengan kata tidak lulus”, sugesti yang selalu terlintas dalam pikiran. Bayangan Mimi selalu menyertai, kata demi kata selalu teringat, sesekali linangan air mata penyesalan, belum bisa memberikan kado bahagia. Namun tidak boleh larut dalam sesal.

 


Proses tes CPNS berlangsung

Waktu yang ditentukan adalah pukul 07.00 semua peserta telah tiba dilokasi, aku justru pukul 06.00 telah tiba dilokasi.

Tes menggunakan metode tertulis, perlengkapan yang disertakan Pensil, pulpen, penghapus, serutan, spidol, semuanya disimpan dalam Jok Motor.

Dramatis, perlengkapan alat tulis semuanya jatuh dari jok motor, saking penuhnya bagasi motor hingga ada celah alat tulis keluar dari lubang. Setelah diperiksa, memang ada peluang alat tulis itu jatuh melalui lubang yang ukurannya lebih besar dari alat tulis.

Hanya 1 pensil yang tersisa, spontan panik dan bingung. Ada 1 penghapus kecil bekas, jatuh di kamar mandi pas dilubang pembuangan emas lunak, langsung tersiram air pergi bersama si emas.

 

Tes berbekal 1 pensil

Beruntung pensil tersebut masih utuh ujungnya tidak patah, pantang menyerah, fokus pada soal demi soal, ada 200 soal terbagi pada pokok bahasan berbeda. 50 soal bidang agama. 50 soal tata negara, pemerintahan. 50 soal umum, skolastik, bahasa inggris, bahasa indonesia, matematika. 50 soal berkaitan jurusan semasa kuliah.

 

Usai tes

  • Selama proses ikuti tes, memperkirakan peluang lulus dari total soal 200
  • 50 soal agama : merasa ada 5 soal yang aku ragu-ragu, 45 yakin benar.
  • 50 soal tata negara, pemerintahan : 10 soal dengan jawaban ragu, 40 yakin benar
  • 50 soal umum, dll : 4 soal ragu-ragu, 46 yakin benar
  • 50 soal jurusan : 3 soal ragu-ragu, 47 yakin benar

 

Pulang tes langsung ke kuburan

Bukan Cuma sebelum tes, berpamitan ke Mimi, dengan cara ziarah kubur, usai tes pun langsung kembali ke Kuburan, melaporkan hasil peluang tes, yakin lulus, optimis lulus.

Meski sebenarnya segala kemungkinan bisa saja terjadi kebalikannya, namun entah mengapa secuilpun tidak merasa ada pikiran tidak lulus.

“Mi.. aku dah ikutan tes CPNS, sesuai pesan Mimi. Hasilnya, pasti lulus”, spontan kalimat itu terlontar penuh yakin, beberapa saat sebelum berancak meninggalkan kuburan.

 

Tes CPNS dan Mama Nikah

Rabu 24 Nopember 2010 berlangsung tes CPNS, bersamaan dengan Mama Nikah lagi, bagiku itu tak mengapa, sangat memahami kebutuhan Mama.

Sebagai seorang anak, pastinya meminta doa terbaik pada Mama agar aku dimudahkan dalam menghadapi soal tes, Mama pun meminta doa dan restu anaknya. Saling dukung saling mendoakan yang terbaik. Juga, meminta maaf pada Ayah karena tidak bisa menghadiri pernikahan keduanya setelah setahun ditinggalkan Mimi. Mode haru pun pecah. Kembali pada fokus masing-masing.

 

Pengumuman hasil tes CPNS

Mama di opname di sebuah rumah sakit swasta, sejak Senin (13/12/2010), bergantian dengan yang lainnya untuk saling menjaga. Aku lebih memilih full menjaga setiap hari, tanpa ada istilah bergantian. Fokus ke merawat pangeran surga, hingga lupa kapan pengumuman tes CPNS diumumkan.

Rabu (15/12/10), pukul 06.20, mendapat sms dari teman bahwa ada nama aku diantara 20 peserta tes yang dinyatakan lulus. Total peserta tes berjumlah diatas 3.500 se Jawa Barat untuk berbagai formasi.

Mendapat kabar tersebut tidak langsung bahagia.

Balas tanya pada pengirim sms, agar lebih teliti lagi membaca informasi tersebut, baca berulangkali hingga yakin, perhatikan ejaan nama, sangat mungkin ada kemiripan nama.

Ia pun mengikuti arahanku, baca ulang dan berulang, diteliti, di eja, diperhatakin kata demi kata pada namaku. Dan, memang betul itu adalah namaku masuk dalam list perserta yang lulus tes.

Aku belum memberi tahu Mama tentang hasil tes ternyata lulus, bagaimana pun Mama masih rebahan di kasur rumah sakit, sekali mengantar ke kamar mandi.

 

Beli koran

Dekat area rumah sakit mencari pedagang koran tidak ditemui, pindah ke tempat lain, koran dibeli, cari informasi pengumuman hasil tes, pada kolom hasil tes terserbut memang betul tertulis namaku dengan lengkap sesuai formasi yang dilamar yaitu pranata komputer.

 

Mama nangis

Koran tersebut aku lipat, aku tandai, aku tunjukan, sembari mengambil kacamata Mama, biarkan membaca sendiri. Melihat nama anaknya tertulis jelas pada koran, pada kolom informasi pengumuman hasil tes CPNS, tanpa sadar Mama berlinang air mata. “ini doa ibumu semasa masih hidup” hanya kata itu yang terucap dari mulut Mama. (nulis ini, gak sadar nangis)

 

Sujud syukur

Mama hanya bisa membaringkan badan sebagai isyarat sujud syukur, aku pun mengikuti Mama untuk sujur syukur. “buruan kamu ke kuburan, kabari Mimi”, ucap Mama. Tanpa disuruhpun aku akan melakukan hal yang Mama suruh, tak pakai lama, bergegas pamit ke Mama untuk menuju kuburan Mimi.

 

Banjir Air Mata

Tak ada kata terucap, hanya bisa melihat nisan Mimi, sembari mengelus-elus nisan, mencium nisan Mimi. Banjir air mata berlinang, sunyi dari kosa kata.

“terima kasih Mi, aku lulus. Maafin aku, baru bisa membuktikan sekarang, disaat Mimi sudah terlelap tidur dibalik tanah, aku yakin Mimi pasti tahu kedatanganku”, sambil terisak tersedu-sedu, terpatah-patah. (ngetik sambil nangis)

 

Kembali jaga Mama

Usai dari kuburan Mimi, berbegas menjaga Mama, entah seolah ada keajaiban apa, lewat pukul 13.00 wib, Mama dinyatakna sehat oleh Dokter, dijinkan pulang ke rumah, bergegas dan berkemas pulang.

0 Response to "Perjalanan Menuju Pranata Komputer, Episode 2"

Posting Komentar

terimakasih telah berkomentar dengan bijak